Jakarta, 27 Desember 2025 – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus memperkuat langkah penanganan pascabencana di Provinsi Aceh dengan fokus utama pada pemulihan infrastruktur Sumber Daya Air (SDA). Langkah ini dilakukan guna meminimalkan dampak banjir bandang, serta mempercepat pemulihan aktivitas warga di wilayah terdampak
Penanganan yang
dilakukan secara terpadu, dimulai dari menormalisasi fungsi sungai, melakukan
perbaikan pada infrastruktur pengendali banjir, hingga menyediakan air bersih
bagi masyarakat.
Menteri
Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, menegaskan bahwa sektor sumber daya air menjadi
prioritas dalam masa tanggap darurat bencana di Aceh.
“Kami
memprioritaskan normalisasi sungai, pengamanan tanggul, serta penyediaan air
bersih bagi masyarakat terdampak. Penanganan di bidang sumber daya air ini
sangat krusial untuk melindungi keselamatan warga sekaligus mempercepat
pemulihan wilayah,” ujar Menteri Dody.
Lebih lanjut,
Menteri Dody menjelaskan bahwa upaya ini dilakukan secara paralel dengan
perbaikan infrastruktur lainnya sesuai arahan Presiden. Seluruh jajaran
Kementerian PU telah diinstruksikan untuk bergerak cepat dan terkoordinasi agar
infrastruktur SDA dapat segera berfungsi optimal guna mencegah bencana
lanjutan.
Saat ini
Kementerian PU tengah mengupayakan penyediaan air baku di Kabupaten Aceh
Tamiang. Sesuai arahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat,
sedang dikerjakan pembuatan 24 titik sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air
bersih bagi masyarakat terdampak.
Untuk mendukung
target tersebut, Kementerian PU tengah memobilisasi 6 unit mesin bor. Sebanyak
2 unit mesin bor sudah berada di lokasi (Aceh Tamiang). Empat unit lainnya, 2
unit didatangkan dari Banda Aceh, 1 unit dari Aceh Utara, serta 1 unit mobil
bor (KOKEN) dari Aceh Barat Daya. Seluruh peralatan ini akan difungsikan untuk
memenuhi ketersediaan air bersih bagi masyarakat.
Selain
penyediaan air, unit teknis Kementerian PU bidang SDA juga tengah menormalisasi
sungai dan melakukan penanganan darurat pada sejumlah alur sungai yang
mengalami pendangkalan akibat sedimentasi banjir bandang. Langkah ini bertujuan
mengembalikan kapasitas tampung sungai untuk mengurangi risiko banjir susulan.
Selain Aceh
Tamiang, dukungan perbaikan infrastruktur SDA juga dilakukan secara merata ke
berbagai kabupaten lain di Aceh yang terdampak bencana.
Berikut adalah
rincian sebarannya:
·
Di Kabupaten Pidie, Kementerian PU mengerahkan 1 mobil tangki air
dan 5 hidran umum untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat.
·
Di Kabupaten Bireuen dan Pidie Jaya, disiapkan satu mobil tangki
air dengan total 13 hidran umum.
·
Di Kabupaten Gayo Lues, penguatan layanan air bersih dan sanitasi
dilakukan melalui pengerahan 2 mobil tangki air, 10 hidran umum, serta
fasilitas sanitasi pendukung.
·
Kabupaten Aceh Tenggara menerima dukungan berupa dua mobil tangki
air, 15 hidran umum, serta 1 unit vacuum untuk penanganan sanitasi darurat.
·
Di Kabupaten Aceh Timur, Kementerian PU menyalurkan bantuan air
bersih melalui satu mobil tangki air dengan distribusi hidran umum berkapasitas
2.000 liter ke lima desa terdampak, yakni Alue Buloh 1, Matang Rayeuk, Matang
Seupeng, Bantaian, dan Titi Baroeh.
Menteri PU,
Dody Hanggodo, memastikan bahwa seluruh langkah penanganan ini akan terus
dipantau secara intensif untuk memastikan kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi
dan risiko bencana di masa depan dapat ditekan.
“Dengan
percepatan penanganan ini, diharapkan kondisi lingkungan dan aktivitas
masyarakat di Provinsi Aceh dapat segera pulih secara berkelanjutan,” kata
Menteri Dody.
Program kerja
ini merupakan bagian dari “Setahun Bekerja, Bergerak – Berdampak” dalam
menjalankan ASTA CITA dari Presiden Prabowo Subianto.
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat
#SetahunBerdampak
Artikel ini juga tayang di Vritimes